Senin, 02 Desember 2013

Riwayat Hidup Osama Bin Laden




BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Negara Islam cenderung dikait-kaitkan dengan teroris. Jazirah Arab yang harusnya menjadi kota suci bagi umat muslim yang sejenis dengan Vatikan sebagai kota suci umat Nasranimalah dijadikan seperti pusat kriminalitas teroris berasal. Teror-teror tersebut muncul karena adanya tidak ditemukan adanya keseimbangan antara kekuatan memeluk agama dan bagaimanacara pengimplementasiannya, sehingga cenderung menganggap suatu agama tersebut sebagai sumber hukum yang harus diaplikasikan dalam setiap kegiatan kehidupan. Bukannya kedamaianyang semula dicari yang didapatkan, tetapi kemudian malah menimbulkan kerisihan yang berujung pada ketidaknyamanan bermasyarakat yang akhirnya membentuk suatu kubu-kubugolongan masyarakat yang berbeda-beda yang selanjutnya menimbulkan konflik satu sama lain.Al Qaeda adalah salah satu organisasi bentukan tersebut. Al Qaeda didirikan oleh Osama bin Laden. Saat organisasi ini didirikan, belum terlalu banyak dampak yang ditimbulkan. Tetapi mulai setelah mereka membentuk kelahiran berbagai cabang-cabang organisasi yang membantu mereka untuk melakukan kegiatan teror, barulah keresahan yang berarti dirasakan oleh masyarakat luas. Dan cukup berdampak pada negara Asia saat adanya kemunculan organisasi serupa Al Qaeda yang bernama Jama�ah Islamiyah. Jama�ah Islamiyah juga melakukan gerakan teror yang serupa dengan yang dilakukan Al Qaeda. Dan saat dicari ujung permulaannya, kesemua peristiwa teror tersebut, rata-rata berujung pada satu nama, Al Qaeda.[1]
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pemaparan latar belakang di atas maka dapat di uraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Bagaimana Sejarah perjuangan Osama Bin Laden Dan Al-Qaeda.
2.        Bagaimana Isu Terorisme Internasional Terhadap Al-Qaeda.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Osama Bin Laden(Al-Qaeda Dan Perjuangannya)
Usamah bin Muhammad bin Awwad bin Ladin (bahasa Arab: ????? ?? ???? ?? ??? ?? ????; sering dipanggil Usamah bin Ladin (atau Osama bin Ladendalam ejaan Inggris) alias Tim Osman, (lahir di Jeddah, Arab Saudi, 10 Maret 1957 � meninggal di Abbott�bad, Pakistan, 2 Mei 2011 pada umur 54 tahun) adalah pendiri Al Qaeda.
Dilahirkan di Jeddah, Arab Saudi, kawasan pantai Laut Merah. Usamah adalah anak ke-17 dari 52 bersaudara. Ayahandanya yang bernama Muhammad bin Ladin, adalah seorang petani miskin dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Arab Saudi setelah Perang Dunia II). Di tempat yang baru ini Muhammad bin Ladin memulai dengan usahanya yang baru bergerak dalam bidang bisnis pembangunan. Pada akhirnya ia memenangkan banyak kontrak bagi pembangunan masjid-masjid dan istana-istana yang sangat bernilai dari pemerintah Arab Saudi. Oleh karena itu ia telah mengembangkan tali persahabatan yang sangat akrab dengan keluarga Kerajaan Saudi. Muhammad bin Ladin kemudian telah menjadi salah seorang yang paling kaya di Arab Saudi, yang diperkirakan memiliki keuntungan miliaran dolar Amerika Serikat. Dari keuntungannya ini diperkirakan Muhammad bin Ladin memiliki saham sebesar hampir 300 miliar dolar Amerika.
A.       Pendidikan dan masa muda
Ketika berusia pemuda-remaja, Usamah bin Ladin telah bergabung dengan gerakan Konservatif-Baru (Ultrakonservatif), sebuah gerakan politik dalam agama Islam yang sebagian mengadopsi sebagiannya pemahaman Sufi; dan ia pernah masuk kedalam dinas kepolisian yang menegakkan hukum-hukum syariah. Usamah menjadi mahasiswa pada Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, di mana ia berguru pada salah satu dari antara gurunya, yakni Sheikh Abdullah Azzam. Guru Abdullah Azzam inilah yang kemudian diketahui sebagai tokoh utama yang memainkan peran memobilisasi dukungan bangsa Arab bagi kaum Mujahidin yang berperang melawan pendudukan Uni Soviet atas Afganistan. Usamah bin Ladin lulus menyelesaikan studinya dan diwisuda sarjana tahun 1979 dalam bidang Ekonomi dan Manajemen.
B.     Perjalanan hidup
Usamah bin Ladin mulai membangun jaringan komunikasinya pada tahun 1979 ketika ia berangkat ke Afganistan bergabung dalam milisi perang kaum pejuang Afgan yang dikenal sebagai kaum mujahidin yang tetap bertahan dan bertempur melawan Soviet. Usamah menggalang dana melalui jalur-jalur kekayaan dan relasi-relasi koneksi keluarganya bagi gerakan pertahanan Afgan, dan membantu kaum Mujahidin dengan bantuan logistik dan bantuan kemanusiaan. Usamah juga terlibat mengambil bagian dalam beberapa pertempuran selama perang Afganistan.
Ketika peperangan melawan Soviet hampir berakhir, Usamah mendirikan gerakan Al Qaeda, sebuah organisasi para mantan/eks pejuang Mujahidin dan para pendukung lainnya yang membantu menyalurkan baik dana maupun para pejuang bagi gerakan pertahanan Afgan.
Ketika tentara-tentara Soviet menarik mundur keluar dari Afganistan, Usamah bin Ladin pulang kembali ke Arab Saudi dan bergabung bekerja pada perusahaan konstruksi dan bangunan milik keluarga, Group Perusahaan Bin Ladin. Di sini ia kemudian terlibat bersama kelompok orang-orang Saudi yang berseberangan dan melawan pemerintahan kerajaan/monarki Saudi, yakni terhadap Keluarga Raja Fahd. Pada tahun 1995 Usamah bin Ladin membangun infrasruktur di Sudan ketika hubungannya dengan Presiden Umar al-Bashir dan Dr. Hasan Turabi yang memerintah Sudan.
Pada tahun 1994, Pemerintah Saudi mencabut hak kewarganegaraan Usamah dan membekukan seluruh aset dan kekayaannya di seluruh negeri. Usamah bin Ladin diyakini berbagai pihak sebagai tokoh pusat dan kunci dari suatu koalisi internasional dari kaum radikal Islam. Menurut Pemerintah Amerika Serikat, Al Qaeda telah meniru gerakan-gerakan aliansi dengan pola pikir kelompok-kelompok fundamentalis, seperti misalnya kelompok Al-Jihad di Mesir, Gerakan Hizbullah di Iran, Front Islam Nasional di Sudan, dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Yaman, Arab Saudi, dan Somalia. Organisasi Usamah bin Ladin juga memiliki ikatan-ikatan dengan "Kelompok Islam" yang pada suatu ketika dibawah pimpinan Syaikh Omar Abdel Rahman, seorang ulama Mesir yang menjalani hukuman seumur hidup sejak pengakuannya pada tahun 1995 menggagalkan persekongkolan peledakan beberapa tempat di kawasan kota New York. Pada akhir tahun 1990-an dua orang anak Sheik Rahman bergabung bersama kekuatan tentara dan perjuangan Usamah bin Ladin.
Sejak tahun 1992, Pemerintah Amerika Serikat memberi kesan bahwa Usamah bin Ladin dan anggota-anggota lainnya dari gerakan Al Qaeda menjadi target sasaran militer Amerika yang bertugas di Arab Saudi, dan di Yaman, dan satuan militer yang ditugaskan di Tanduk Afrika, termasuk di Somalia. Pada bulan Oktober 1993, diberitakan ada 18 orang anggota militer berkebangsaan Amerika Serikat yang bekerja untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan penderitaan di Somalia, mati dibunuh disana ketika menjalankan karya sosial mereka. Mayat tentara pekerja sosial itu diseret dan dianiaya di sepanjang jalan-jalan raya. Pada tahun 1996 Usamah bin Ladin dikenai hukuman atas tuduhan melatih orang-orang yang terlibat dalam penyerangan pembunuhan tentara pekerja sosial di atas dan ia mengatakan bahwa para pengikutnya bersama kaum Muslim setempat telah membunuh tentara-tentara itu. Penegak hukum Amerika Serikat juga menuduh bahwa Usamah bin Ladin memiliki jaringan dengan serangan-serangan yang gagal ke atas dua hotel di Yaman di mana para tentara Amerika Serikat bermalam dalam perjalanan mereka ke Somalia.
Pada tanggal 7 Agustus 1998, delapan tahun setelah penugasan operasional militer, Amerika Serikat membuat sebuah jebakan di Arab Saudi dengan meledakkan dua truk bermuatan bom di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi dan membuat alur cerita se akan akan otak peledakan adalah usamah bin ladin, Kenya; dan di Dares Salaam, Tanzania. Usamah bin Ladin menolak bertanggungjawab, tetapi para Hakim menegaskan keterlibatan dan kesalahannya itu terbukti dengan adanya surat-surat faksimili yang dikirimkan oleh kelompok Sel Usamah di London setidaknya kepada tiga agen penjualan media internasional. Para Hakim juga menunjukkan pengakuan para pelaku tindak kriminal tertuduh pelaku pengeboman Kedutaan-Kedutaan Besar, yang mengaku mereka adalah anggota gerakan Al Qaeda.
Empat belas hari kemudian, pada tanggal 20 Agustus 1998, Presiden Bill Clintonmemerintahkan armada kapal perang Amerika Serikat menggempur kamp-kamp di Afganistan yang menjadi target untuk melumpuhkan usamah binladin dengan memberikan cap sebagai sarang pelatihan teroris, dan penggempuran terhadap pabrik reaktor kimia di kota Khartoum, Sudan. Usamah bin Ladin bisa selamat dari serangan itu dan dijatuhi hukuman oleh Amerika Serikat dengan tuduhan sebagai perancang atau otak di balik serangan-serangan bulan November 1998.
Banyak pengamat Islam Internasional mengatakan bahwa perlawanan Usamah bin Ladin dan Al Qaeda-nya akan tetap berlanjut selama dunia barat khususnya Amerika Serikat tidak mengubah kebijakan yang dianggap tidak adil terhadap negara-negara dunia Islam. Kasus Palestina dan keberpihakannya terhadap Israel diantaranya, serta serangan dan pendudukan terhadap Irak membuat masalah yang dikatakan dunia Barat sebagai terorisme tidak akan selesai.
C.     Kematian
Pada 2 Mei 2011 Usamah bin Ladin tewas dalam serangan yang dilakukan oleh militer Amerika Serikat di Abbott�bad, Pakistan, tempat persembunyiannya selama ini. Kemudian 2 Mei 2011 Pasukan Amerika Serikat melakukan tes DNA untuk memastikan kematian Usamah. Muncul juga teori konspirasi yang menyatakan bahwa bin Ladin sebenarnya sudah mati pada Desember 2001, dan klaim pembunuhan pada 2011 merupakan bagian dari kampanye Barack Obama untuk pemilu mendatang.[2]



D. 7 Tahapan Al-Qaida Menuju Penegakkan Khilafah di tahun 2020
Para pioner-pioner Al-Qaida telah mengidentifikasi beberapa masalah yang melanda umat Islam saat ini sehingga keadaan umat Islam kritis dan hampir tak berdaya, diantaranya yaitu:
1.      Keadaan umat Islam sekarang tidak sesuai Al-Qur�an dan As-Sunnah. Kehidupannya sangat jauh dan bahkan bertentangan dengan syari�at Islam.
2.      Pemerintahan negara- negara yang berpendudukan Islam tidak diatur dengan hukum Allah tapi dengan hukum kafir sekuler dan diatur oleh perpanjangan boneka kafir.
3.      Kekayaan negara-negara Islam telah dirampas oleh musuh Islam dan para munafiqin.Tidak (belum) ada yang berusaha menyelesaikan masalah umat.
4.      Adanya rekayasa untuk membuat umat Islam lemah dan terbelakang dari segi pendidikan, teknologi, budaya, kekayaan, dan seluruh segi kehidupan.
5.      Berbagai partai, ormas, dan jama�ah Islam yang ada telah gagal membuat perubahan.
6.      Arogansi musuh bertambah parah dan ketamakan mereka semakin menjadi-jadi.
Setelah mereka (para pioner Al-Qaida) merumuskan masalah tersebut maka mereka menyimpulkan siapa yang menjadi dalang atau penyebab utama terjadinya kekacauan bahkan hingga menyebabkan kehancuran umat ini. Tidak lain adalah kaum Yahudi dan Nasrani Protestan Anglo Saxon (WASP-White Anglo Saxon Protestan). Hal ini mereka kaji dari penelusuran sejarah dan ayat-ayat Al-Qur�an.Untuk melawan hegemoni dari persekutuan antara Yahudi dan WASP dengan menggunakan kekuatan militer. Kekuatan ini menurut mereka harus memiliki lembaga sendiri. Lalu dibentuklah organisasi baru dengan nama Al-Jabhah Al-Islamiyyah li Muharobati Al-Yahudi wal Amirikan (Front Perlawanan Islam Internasional Untuk Memerangi Yahudi dan Amerika).
Fokus pertama utama organisasi ini adalah mengumpulkan informasi tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi yang sejalan dengan visi misi mereka. Lalu mereka menjalin hubungan hingga membuat kamp-kamp pelatihan militer atau tadrib. Para pemuda dari berbagai penjuru dunia mulai berdatangan ke Afghanistan. Tujuan tadrib waktu itu tidak hanya untuk menetap dan berjihad di Afghan tetapi setelah berlatih para mujahidin tersebut disebar ke penjuru dunia untuk menjalankan misi oganisasi tersebut. Dari markas inilah muncul sebuah nama �Qoidatul Jihad Al-Mubarak�.
Tujuan strategi Al-Qaida jelas yaitu mengembalikan Islam melalui penegakan Daulah Islam dan Khilafah Islamiyyah dengan Jihad. Untuk itu para pemikir senior Al-Qaida mempelajai berbagai gerakan sejak dua abad silam. Mulai dari Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd dan Hijaz, Sanusiyah di Libya, Mahdiyyah di Sudan hingga jihad Islam modern memerangi imperialis Barat. Tidak hanya itu harokah-harokah seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jama�ah Islamiyyah di India dan Pakistan, Jamaluddin Afghani beserta muridnya Muhammad Abduh pun mereka pelajari. Kajian ini tidak hanya secara teori saja tetapi langsung diaplikasikan lalu membandingkan kegagalan dan kesuksesannya, kurang dan lebihnya. Hal ini terkait dengan latar belakang Al-Qaida yang terdiri dari berbagai suku, kabilah, negara, harokah, dan jama�ah. Dan inilah yang memberikan kontribusi besar bagi Al-Qaida.Dari penelusuran berbagai gerakan yang telah ada Al-Qaida mencatat berbagai faktor kegagalan yang pernah terjadi.
Ada empat faktor penyebab kegagalan :
1.      Masing-masing gerakan memiliki persepsi berbeda dalam mengidentifikasi masalah. Menyebabkan semua kemampuan yang dikerahkan tidak optimal untuk dapat mencapai tujuan.
2.      Berbagai gerakan tidak memiliki perencanaan yang rinci dengan tujuan, sarana, dan metode yang jelas.
3.      Berbagai gerakan belum berani maju memimpin umat menggantikan pemerintahan kafir (sekuler-imperialis-komunis-sosialis-DEMOCRACY).
4.      Berbagai gerakan belum mampu mengoptimalkan sumber daya manusia dan alam yang ada.
Keempat faktor itu menghasilkan poin-poin gerakan seperti berikut :
1.      Mujahiddin pembela negara, tempat-tempat suci, dan umat Islam adalah pemimpin yang sah secara syari.
2.      Pemimpin-pemimpin negara yang ada (yang tidak mau berhukum dengan syari�at) adalah perampas kekuasaan yang bersekutu dengan pasukan kafir.
3.      Dunia Islam saat ini telah bertentangan dengan syari�at Islam. Hal ini terjadi karena umumnya mereka besandar pada hukum buatan manusia dan bepaling dari syari�at Alloh dan juga meninggalkan jihad. Penyebab Allah menurunkan adzab.
4.      Harus ada perencanaan yang rinci dan gamblang, tujuan, sarana, metode yang jelas serta tetap memperhatikan kondisi umat secara lokal maupun global.
5.      Perubahan manusia yang beradab harus dimulai dari perubahan pemikiran dan keyakinan.
6.      Dan jihad adalah jalan satu-satunya.
7.      Jihad akan selalu tumbuh berkembang dan subur dengan gerakan yang berdasar kajian yang teratur.
Dari keseluruhan poin-poin tersebut maka Al-Qaida merencanakan strategi besar yang disusun secara bertahap dalam beberapa fase.Dan 7 fase tersebut antara lain:
1.      Fase Penyadaran : Fase ini dimulai awal 2000 dan berakhir tahun 2003. Tujuannya adalah memaksa Amerika dan sekutunya la�natullah �alaihim keluar dari kandangnya agar mudah untuk dijangkau alias dihancurkan.
2.      Fase Membuka Mata : Fase ini diencanakan berlangsung pada tahun 2003 hingga 2006. Tujuannya adalah membuat umat sadar akan kondisinya dan menguak kedok kejahatan kaum kafirin yang dikawal oleh Amerika dan semua sekutunya.
3.      Fase Kebangkitan dan Berdiri : Fase ini dilaksanakan sekitar tahun 2007-2010. Tujuannya untuk menambah personil yang sipa terjun ke bebagai medan di seluruh dunia.
4.      Fase Pemulihan Keadaan : Fase ini betujuan untuk menjatuhkan kekuasaan rezim-rezim tiran yang mencengkeram negara-negara Islam dengan melakukan kontak kuat secara langsung. Fase ini direncakan sekitar tahun 2010-2013.
5.      Fase Memproklamasikan Negara : Pada fase ini memfokuskan untuk mendirikan Daulah Islam dengan menggabungkan berbagai organisasi jihad dunia dan Al-Qoida yang direncakan pada tahun 2013-2016.
6.      Fase Konfrontasi Total : Perang besar-besaran antara dua kubu. Kubu Mukminin dan Kubu Kafirin wa Bathilin. Perang anatar yang Haq dan yang Bathil. Perang dari sleuruh segi dan meluas ke seluruh penjuru negeri. Dengan perencanaan yang akan tejadi pada tahun 2016.
7.      Fase Kemenangan Mutlaq [insya Alloh] : Dimulai dari Fase Konfrontasi Total yang diyakini oleh paa konseptor Al-Qoida akan berjalan singkat 3 atau 9 tahun. Yaitu dari tahun 2016 hingga 2019 atau 2025.[3]
2.   Isu Terorisme Internasional Terhadap Al-Qaeda
Isu keamanan pada masa ini yang sedang ramai diperbincangkan adalah mengenai kasus terorisme dan jaringannya yang semakin menyebar luas ke seluruh dunia. Paska peristiwa 9/11 yang meruntuhkan gedung megah World Trade Centredi Amerika Serikat, teorirsme seakan menjadi suatu momok bagi keamanan dunia internasional. Aksis teror yang berangkat dari tanah Timur Tengah dengan doktrin Islam fundamentalis menyebar dan berkumandang menjadi suatu perang agama. Jaringan teroris ini diawali dengan terbentuknya organisasi bawah tanah, Al- Qaeda yang dianggap sebagai dalang dari segala serangan teroris yang terjadi di seluruh dunia. Tidak hanya di Amerika Serikat. Teorirsme juga berkembang ke wilayah Asia Tenggara terutama di Indonesia, Malaysia, dan Filipina sebagai suatu basis pusat pertahanan dan kekuatan Islam radikal di daratan Asia.
Dalam artikelnya, Hart (2005) mejelaskan mengenai beberapa pendekatan untuk memahami jarinngan terorisme yang terjadi di Asia tenggara. Pendekatan tersebut, meliputi perspektif dan sudut pandang dari global, pandangan regional, dan perspektif nasional.  Dalam perspektif global, aksis terorime yang terjadi saat ini nerpusat pada jaringan Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden . Sedangkan dari kacamata regional sendiri, Jamaah Islamiyah (JI) merupakan suatu jaringan terorisme regional yang bermukim di kawasan regional Asia Tenggara yang secara notabene memiliki hubungan langsung dengan jaringan teroris internasional. Sedangkan memaluui pola pandang nasional sendiri, JI kemudian dapat membawahi beberapa organisasi radikal lain yang akan menetap dan berkedudukan di beberaa negara yang ada di suatu wilayah regional.
Tokoh utama dari organisasi Al- Qaeda dipimpin oleh Osama Bin Laden yang telah ditemukan tewas akibat serang gerilya dari pasukan Amerika di Pakistan. Pada tahun 2001, tercatat bahwa pimpinan tertinggi jaringan ini telah memberikan surat mendat kepada Abdulah Sungkar (Almarhum) yang berisikan penunjukan Abdullah sebagai pemimpin jaringan Islam ekstrimis di kawasan Asia Tenggara, yang meliputi Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Penunjukan ini dianggap sebagai suatu bukti nyata bahwa terorisme yang terjadi di Asia tenggara merupakan bagian dari jaringan terorisme Timur Tengah. Dan bukti juga mengatakan bahwa aksis terorisme yang didalangi oleh Abdullah Sunata juga memiliki kesamaan dengan jaringan bentukan Osama Bin Laden tersebut.
Seiring dengan berkembangnya waktu, jaringan terorisme tersebut telah semakin cepat bertumbuh dan berkembang. Hart (2005) menyebutkan bahwa Jemaah Islamiyah (JI) merupakan salah satu jaringan yang telah terbentuk dan sudah mulai melakukan aktifitas- aktifitas teror. �Jemaah Islamiyah (JI) is the primary Southeast Asian group treated in almost all accounts as a terrorists organization linked to Al-Qaeda, if not part of al-Qaeda itself.� (Hart, 2002: 305).  Aksi teror yang dilakukan oleh JI dapat kita lihat sendiri di Indonesia dengan beberapa kasus bom bunuh diri yang terjadi. Organisasi radikal ini memiliki tujuan utama untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara Islam yang kemudian akan diikuti dengan pendirian negara- negara Islam lain di wilayah Asia Tenggara.
Beriringan dengan terus berkembangnya dan bercokolnya jaringan terorisme ini, terdapat upaya- upaya dari pemerintah Indonesia yang didukung oleh negara- negara lain untuk membongkar dan menghabisi strukutur jaringan organisasi radikal ini. Struktur dari Ji sendiri, terdiri dari Amir sebagai pemimpin tertinggi yang membawahi langsung Syuro. Di bawah Syuro terdapat Laskar mujahidin dan Laskar Jundullah yang kemudian membawahi empat mantiqiatau distrik, dima keempat mantiqi tersebut terdiri dari Malaysia, Singapura, Jawa, Mindanao, Sabah, Sulawesi, Australia dan Papua.  Distrik- distrik tersebut kian menyebar hingga Selain Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja, Bangladesh dan Taiwan. Salah satu tokoh terkenal dari JI adalah Dr.Azahari yang sempat ditangkap pada tahun 2005 di kota Malang. Beliau merupakan seorang berkebangsaan Malaysia yang menjadi dalang utama atas terjadinya Bom Bali I. (Collier, 2006). 
Keberhasilan tim investigasi kasus bom ini dalam membekuk otak pelaku bom bunih diri ini mendapat apresiasi yang baik dari dunia internasional. Namun upaya tersebut tidak berhenti begitu saja. Kematian Dr. Azahari tidak menghentikan jaringan terorisme tersebut untuk berhenti melakukan aksi- aksi bom bunuh diri. Jaringan JI ini ternyata telah menyebar luasu dan berhubungan dengan gerakan separatis di  Filipina Selatan dan provinsi Aceh di Indonesia. Kelompok teroris ini un dikaikan dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang berada di bawah di bawah pimpinan Abu Bakar Ba�asyir, dima beliau sempat ditangkap beberapa kali karena ditengarai sebagi tokoh di balik setiap aksi terorisme yang terjadi di Asia Tenggara.
Aksi terorisme dan bom bunuh diri disinalir berasal dari beberapa kelompok separatis, seperti JI, ASG (Abu Sayaf Group), MILF (the Moro Islamic Liberation Front), dan Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM). Beberapa teror yang sempat terjadi di Indonesia, yakni berkaitan dengan terjadinya Bom Bali II, pengeboman Hotel JW Marriot dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta dilakukan oleh jaringan terorisme lain, yakni DI (Darul Islam). Kelompok jaringan teror tersebut mengancam keselamatan serta kenyamanan, dan keamanan masyarakat banyak melalui cara- cara radikal, dan mengancam kaum ekskutif permintah.
Di Filipina, terdapat beberapa kaum radikalis kuat yang mengancam, salah satunya adalah Abu Sayaf Group yang memiliki pengaruh kuat terhadap bagian selatan FilipinaKepulauan Sulu dan pulau paling timur Mindanao.  ASG mulai muncul pada tahun 1990 sebagai pecahan dari MILF.  Abdurajak Janjalani merupakan pemimpin pertama ASG.  Secara historis, Abu Sayyaf telah terlibat dalam pemboman, pembunuhan, penculikan, dan tindak pemerasan. Pemerintah Filipina sendiri saat ini sedangberupaya memberantas kaum radikal ini melalui serangan tiba- tiba dan berhasil menggempur habis tempat persembunyian dan pelatihan militant- militannya. Suatu organisasi radikal yang telah cukup lama berdiri di Filipina, yakni MILF (Moro Islamic Liberation Front ) yang dibentuk pada tahun 1977 oleh Hashim Salamat. MILF ini ditengarai memiliki hubungan langsung dengan jaringan kelompok teroris internasional, Al-Qaeda. Hal ini terbukti dengan adanya  penyediaan fasilitas pelatihan dan dukungan alat bersenjata melalui pengirimin militant- litan sipil untuk mempelajari teknik- teknik perang di Timur Tengah.[4] 

















BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Al Qaeda didirikan oleh Osama bin Laden. Saat organisasi ini didirikan, belum terlalu banyak dampak yang ditimbulkan. Tetapi mulai setelah mereka membentuk kelahiran berbagai cabang-cabang organisasi yang membantu mereka untuk melakukan kegiatan teror, barulah keresahan yang berarti dirasakan oleh masyarakat luas. Dan cukup berdampak pada negara Asia saat adanya kemunculan organisasi serupa Al Qaeda yang bernama Jama�ah Islamiyah.
Aksi terorime yang terjadi menimpa keamanan dunia internasional termasuk di Asia Tenggara sendiri merupakan suatu respon dari adanya kekuatan hegemon Amerika Serkat. Aksi terorisme ini mulai marak berlangsung dan terjadi di banyak negara Asia dan Timur Tengah, seiring dengan jatuhnya menara kembar World Trade Centre pada beberapa waktu lalu. Hal tersebut kemudian disusul dengan ditabrakannya pesawat kearah sisi gedung pertahan Amerika Serikat, yakni Pentagon. Peristiwa pemboman ini direspon Amerika Serikat sebagai suatu perang melawan kejahatan teroris dan ditanggapi dengan pendudukan serta pengejaran kaum- kaum teroris di Afganistan yang dibuktikan dengan penangkapan Osama Bin Laden. Jaringan teroris seiring dengan berkembangnya kemajuan informasi dan teknologi pada masa globalisasi ini telah bergerak cepat ke wilayah- wilayah lain, salah satunya adalah Asia Tenggara.
B.       Saran
Bagi para pembaca sudihlah kiranya untuk memberikan kritik-kritik yang membangun, agar untuk kedepan bisa menjadi penulis yang lebih baik, akurat dan terpercaya. Bagi kaum remaja sebaiknya melestarikan budaya leluhur kita, jangan sampai diabaikan karena budaya asing selalu menggoyang hati kita yang tak menentu.



DAFTAR PUSTAKA

Scribd,� Al-Qaeda (Isu-Global)�, diakses dari http://www.scribd.com/doc/58820849/Al-Qaeda-Isu-Global,  pada tanggal 27 januari 2013 pukul 23.15
Wikipedia bahasa Indonesia,�Usamah bin Ladin�, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Usamah_bin_Ladin, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.40
Fahmi Suwaidi,� 7 Tahapan Al-Qaida Menuju Penegakkan Khilafah di tahun 2020�, diakses dari http://www.muslimdaily.net/opini/opini-17/7-tahapan-al-qaida-menuju-penegakkan-khilafah-di-tahun-2020.html, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.50
Meylysania Olyvia Devy,� Jaringan Terorisme Di Asia Tenggara�, diakses dari http://meylysania-o-d-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-49131-Umum-JARINGAN%20TERORISME%20DI%20ASIA%20TENGGARA.html, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.55



[1]Scribd,� Al-Qaeda (Isu-Global)�, diakses dari http://www.scribd.com/doc/58820849/Al-Qaeda-Isu-Global, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 23.15

[2] Wikipedia bahasa Indonesia,�Usamah bin Ladin�, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Usamah_bin_Ladin, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.40

[3] Fahmi Suwaidi,� 7 Tahapan Al-Qaida Menuju Penegakkan Khilafah di tahun 2020�, diakses dari http://www.muslimdaily.net/opini/opini-17/7-tahapan-al-qaida-menuju-penegakkan-khilafah-di-tahun-2020.html, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.50
[4]Meylysania Olyvia Devy,� Jaringan Terorisme Di Asia Tenggara�, diakses dari http://meylysania-o-d-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-49131-Umum-JARINGAN%20TERORISME%20DI%20ASIA%20TENGGARA.html, pada tanggal 27 januari 2013 pukul 22.55

0 komentar:

Posting Komentar