Foto Penampakan Gerhana Bulan "Blood Moon" 15 April 2014
Liputan6.com, Arkansas - Di sebagian wilayah Bumi, di Amerika Utara dan Selatan, Bulan tak lagi berwarna pucat. Namun, memiliki rona menakutkan, merah serupa darah. Fenomena Selasa dini hari itu adalah yang pertama, dari total 4 kali gerhana bulan total yang terjadi berturut-turut antara April 2014 sampai September 2015.
Gerhana bulan total pada 15 April 2014 di Amerika Utara dan Selatan berlangsung selama 3,5 jam, antara Senin tengah malam hingga Selasa dini hari waktu setempat, saat bayangan Bumi secara perlahan menutupi Bulan, menciptakan apa yang disebut 'blood moon'.
"Tak rugi bangun tengah malam untuk menyaksikannya," kata pengamat langit, Brett Bonine dari Arkansas kepada SPACE.com.
Puncak gerhana bulan total terjadi pada pukul 03.00 EDT atau pukul 14.00 WIB, saat Bulan menempuh waktu 78 menit untuk melewati itik tergelap bayangan Bumi -- yang terpantau dari Amerika Utara dan Selatan, Hawaii, dan sebagian Alaska.
Astronom Bob Berman mengatakan, gerhana bulan kali ini istimewa karena ada benda angkasa lain yang terlihat terang di langit dini hari: Mars.
"Ini adalah hal yang sangat istimewa, bahkan menurutku, di sepanjang hidup kita," kata Berman. "Yang membuatnya makin istimewa adalah gerhana terjadi di waktu bersamaan saat Bumi berada dalam jarak terdekatnya dengan Mars."
Planet Merah pada Senin malam 14 April 2014, berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi sejak 2008 yakni 92,4 juta kilometer.
Jadi, Mars dan blood moon bersinar bersamaan. Itu peristiwa langka, Bahkan, Berman menambahkan, keberadaan Spica, bintang biru yang bersinar terang makin membuat dini hari itu makin luar biasa.
"Kita tidak akan pernah lagi, selama sisa hidup kita, melihat gerhana bulan total di malam yang sama ketika Mars berada dalam titik terdekatnya dengan Bumi," kata Berman.
Gerhana bulan terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi. Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra.
Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir hitam total.
Sayangnya, blood moon tidak terlihat di sebagian besar wilayah Indonesia. Sebab, gerhana langka itu terjadi pada siang hari WIB.
"Gerhana bulan total itu proses terjadinya mulai pukul 12.58 WIB sampai 16.33 WIB. Jadi di Indonesia umumnya masih siang. Jadi bulan purnama yang mengalami gerhana belum terlihat, sehingga belum bisa teramati," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/4/2014). Kecuali Papua.
BMKG juga menyatakan warga di Papua dan sebagian besar Maluku bagian timur, akan dapat melihat fase gerhana bulan sebagian kecil. Saat itu langit di kawasan tersebut sudah mulai gelap, sehingga bulan bisa terlihat.
Masyarakat di Maluku bagian Barat, Sulawesi, Nusa Tenggara, sebagian besar Kalimantan bagian Timur dan Jawa bagian timur akan mendapati bulan berada dalam fase gerhana bulan penumbra, hingga berakhirnya gerhana tersebut. Sama seperti di bagian timur Indonesia, langit di kawasan ini juga mulai gelap sehingga gerhana bulan masih bisa terlihat.
Sedangkan warga di Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera tidak dapat mengamati gerhana bulan total 15 April 2014. Sebab, proses gerhana merah darah ini sudah berakhir pada saat bulan terbit di wilayah tersebut.
(Elin Yunita Kristanti)
0 komentar:
Posting Komentar